Berbagi, kalimat sederhana namun tidak semua orang mampu melakukannya dengan berbagai macam alasan. Malu mungkin atau merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk dibagi namun sesungguhnya sekecil apapun hal yang kita bagi akan memiliki manfaat bagi orang yang menerimanya.
|
Penari Wadian Bawo Sanggar KOMANDAN dan Sanggar GARANTUNG menari bersama mahasiswa prodi seni tari di Pendopo Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta |
Kesempatan yang diberikan salah satu Dekan di ISI dimanfaatkan dengan baik oleh Sanggar KOMANDAN dan GARANTUNG untuk berbagi dengan para akademisi di kampus ini. Dari mahasiswa hingga dosen turut serta dalam kegiatan mengenalkan seni dan budaya Dayak Ma'anyan khususnya seni tari dan musik.
Penampilan
Rangkaian kegiatan ini dibuka dengan nanrik nampak atau lebih populer dengan nama tari giring-giring, beberapa mahasiswa turut terlibat menari dengan ganggereng dan gantar ditangan mereka. Beberapa terlihat sungkan namun ada pula yang antusias mengikuti gerak penari sanggar KOMANDAN, kurang lebih hampir 30 menit mereka menari bersama.
|
Mahasiswa/i prodi tari ISI bersama Penari sanggar KOMANDAN nanrik nampak | | |
|
|
Kegiatan dilanjutkan dengan penampilan tari dengan judul "Nyampan Banawa" yang sebelumnya dipertunjukan pada malam pembukaan Pekan Seni dan Budaya Dayak Kalimantan (PSBDK) ke XII beberapa hari sebelumnya. Namun dilakukan sedikit perubahan dengan memasukan tari Dadas kedalam penampilan kali ini.
|
Penampilan "Nyampan Banawa" |
Diskusi
Usai penampilan dilakukan pula diskusi singkat dengan para akademisi di pendopo ini dengan fasilitator Himpunan Mahasiswa Jurusan Tari (HMJT). Beberapa pertanyaan dilontarkan mahasiswa yang hadir seputar penampilan baik dari segi kostum, musik, hingga gerak tari yang ditampilkan. Pertanyaan seperti apakah gelang wadian bisa digunakan sebagai aksesoris sehari-hari, hingga pertanyaan apakah gerak wadian bulat adalah gerak pakem tradisi.
Diskusi dan tanya jawab berlangsung kurang lebih setengah jam, bergantian ketua dan sekertaris sanggar KOMANDAN menjawab pertanyaan para mahasiswa dari prodi tari dan etnomusikologi yang hadir. penjelasan mengenai gerak pakem hingga jenis dan nama papaluan dipaparkan dengan singkat dan jelas. Beberapa kali pula musik dibunyikan sesuai dengan namanya, namun karena singkatnya waktu tidak semua dapat dijelaskan dengan terperinci hanya garis besar saja. Namun d hal ini akan memancing rasa penasaran para akademisi untuk turun langsung kedaerah asal musik dan tari ini untuk mengkajinya.
|
diskusi |
Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan sesi foto foto foto fotooooo.... seperti biasa :)
|
Bersama Dekan |
|
Bersama Dosen |
|
Bersama Plang ISI |
|
Bonus bersama bintang hehehehheee |
Tiada panggung megah, gemerlap sorot lampu, kursi penonton yang sesak, tanpa aturan baku, dan deretan tamu kehormatan, hanya sekumpulan orang duduk lesehan dibawah naungan pendopo sederhana jauh dari hiruk pikuk kota yogyakarta. Berbagi bersama menikmati seni dan budaya, inilah kami yang sedang berbagi kalau bukan kita siapa lagi, amung puang takam hie lagi. Salam budaya (Bo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar