Keseimbangan antara makhluk hidup
yang selalu berdampingan dan saling membutuhkan,
merupakan hal yang sangat penting dalam terciptanya keharmonisan alam semesta
ini. Untuk menciptakan hal tersebut, manusia sebagai makhluk dengan derajat
tertinggi, harus mampu menjaga keseimbangan tersebut, sehingga nantinya tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat keganasan alam.
Dalam keseharian
masyarakat Dayak Maanyan yang sebagian besar sangat tergantung dari sungai, penerapan
tata aturan adat merupakan salah satu senjata yang ampuh untuk menjaga
keseimbangan alam tersebut. Setelah masa panen, masyarakat biasanya memberikan
sesajen-sesajen kepada JUWATA sang penguasa air. Dengan harapan alam raya
tempat mereka mencari nafkah dapat dijaga dan diberikan hasil yang melimpah.
Jukung Hias
yang ditampilkan oleh Kabupaten Barito Timur mengambil tema Penghantaran
Doa-Doa Balian kepada Hiyang Piumung Jaya Pakuluwi ( Tuhan Yang Maha Esa ),
melalui media “BANAWA” (sebuah sampan Balian ). Dengan penggunaan simbol ANCAK/
wadah sesajen sebagai hiasan dalam jukung hias serta penerapan warna 5 ba.
Dominasi warna kuning merupakan symbol dari kesakralan yang juga merupakan
warna dasar dari bahan utama yaitu “wunrung”(daun kelapa muda). BANAWA
ini sebagai perantara penghubung antara Dunia Bawah dan Dunia Atas.(ebi)
http://www.facebook.com/#!/groups/166974846672248/
komandan_maanyan@yahoo.com
http://www.facebook.com/#!/groups/166974846672248/
komandan_maanyan@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar