"Paket" |
Mendengar
kata "Paket", mungkin yang pertama terlintas dipikiran adalah bungkusan
kotak berisi barang yang dikirim. Namun bagi masyarakat suku Dayak
Maanyan yang masih mengenal budaya leluhurnya,"Paket" dapat berarti
"Penjaga Kampung/desa". Hingga saat ini keberadaan "Paket" masih eksis
di pedesaan di Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.Tidak
hanya di pedesaan, Tamiang Layang yang merupakan ibu kota kabupaten
Barito Timur juga memiliki Paket. Biasanya Paket terletak disalah satu
ujung kampung, namun pesatnya perkembangan sebuah desa maka beberapa
paket seperti berada di tengah desa. Saat ini cukup banyak masyarakat
Maanyan telah memeluk agama selain Kaharingan, namun banyak pula yang
masih memelihara budaya memberi makan "Penjaga Desa/Tuga". Hanya
orang-orang tertentu saja yang boleh dan mampu melaksanakan ritual
"memberi makan penjaga desa". Wadian Putut Kayu/wadian paket yang bisa
melakukan upacara "Ipaket" tersebut, pada kegiatan ipaket biasanya
dilakukan pula ritual memberi makan besi seperti parang, pisau dan
berbagai macam benda yang terbuat dari besi. Dahulu kala usai "ipaket"
selama tiga hari tiga malam dipantangkan orang masuk ke desa tersebut
untuk melakukan kegiatan usaha serta penduduk desa dipantangkan
melakukan acara. "Ancak" atau tempat meletakan sesajian dan "hampatung"
perlambangan roh penjaga adalah benda yang terdapat di dalam "paket".
Biasanya segala macam kemampuan, sahabat gaib, ilmu serta berbagai roh
gaib diletakan sebagai penghuni paket. Dahulu kala setiap orang yang
datang kesebuah kampung harus berhenti di Paket, memetik daun/ranting
tanaman disekitar Paket meludahi daun tersebut, meletakannya pada
"ancak" serta menyampaikan maksud dan tujuan datang ke desa tersebut.
Namun saat ini, kebiasaan ini sudah jarang dilakukan mengingat
tingginya mobilitas masyarakat di Barito Timur, membunyikan klakson
saat melewati paket biasanya dilakukan dengan alasan lebih mudah.
Penyelenggaraan "Ipaket" hanya
dilakukan pada bulan juni dan juli saja, sesaji sendiri diharamkan
menggunakan daging babi. Hal ini sesuai dengan (tanuhui)dongeng tentang
mengapa Paket harus ada disetiap kampung. "Nalau" adalah nama karakter
utama dalam dongeng (tanuhui) alasan disetiap desa didirikan Paket. Pada
zaman dahulu hingga masa penjajahan "penjaga kampung/tuga" akan
memberikan peringatan kepada penduduk desa bila ada bahaya yang akan
datang. Selain ancaman serangan secara fisik, paket juga berfungsi untuk
menolak mara bahaya seperti wabah penyakit. Biasanya beberapa hari
sebelum marabahaya menimpa sebuah desa maka penjaga desa telah
menampakan diri kepada penduduk. Saat ini ada beberapa desa yang tidak
memiliki Paket lagi seperti desa Mangkarap.
Sumber: Bapak Debuk, Sekretaris Damang Kampung Sapuluh.
Paket di Desa Dorong |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar