Sudah lebih dari 5 tahun Sanggar Komandan (Komunitas Anak Dayak Maanyan) berdiri, berbagai generasi baik penari dan pemusik anggota sanggar ini telah berganti. Memang sebagian besar anggota Komandan adalah anak-anak sekolah, dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) yang ada di Barito Timur. Setiap tahun ajaran baru selalu saja ada anggota yang meninggalkan Komandan demi melanjutkan pendidikannya baik di ibu kota provinsi Palangkaraya hingga jauh ke pulau seberang.
Namun hal ini tidak menghambat perkembangan Sanggar Komandan, hingga saat ini Komandan telah membuka cabang di beberapa sudut Barito Timur. Cabang pertama ada di Matarah kemudian di Pasar Panas dan di Paju Epat, anggota yang masuk Komandan pun bertambah banyak. Para penari dan pemusik senior dari Sanggar Komandan pusat di Tamiang Layang diplot untuk melatih para anggota baru yang kebanyakan masih anak-anak hingga remaja.
|
Latihan membulat di Sanggar Komandan Pasar Panas |
Banyak anak-anak yang ingin menjadi bagian keluarga di Komandan terkadang membuat para pengurus, pelatih serta para pemusik cukup kewalahan untuk membagi waktu antara latihan dan penampilan. Terkadang pengurus juga melakukan latihan gabungan bagi semua anggota Komandan dari seluruh cabang yang ada., hal ini bertujuan untuk saling mengakrabkan anggota Komandan. Biasanya latihan dilakukan di Betang/Lewu Hante di Taniran.
|
Latihan di Betang/Lewu Hante Taniran |
Saat ini setiap anggota Komandan dari semua cabang tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti festival tari tahunan. Setiap tahun diadakan festival untuk memilih wakil Barito Timur mengikuti Festival Isen Mulang. Mengikuti festival dan menjadi juaraadalah hal yang membanggakan baik bagi setiap individu maupun sanggar namun hal yang ingin ditanamkan Sanggar Komandan bukanlah hal tersebut. Memperkenalkan serta melestarikan budaya dan adat istiadat kepada seluruh anggota Komandan melalui jalur kesenian adalah hal yang sangat penting. Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi (Amun Puang Takam Hie Lagi) moto yang ditanamkan kepada anggota Komandan. Ya kalau bukan kita siapa lagi yang mau mengenal dan melestarikan kebudayaan leluhur, "untuk menjadi orang Indonesia sejati kenali dulu budaya dari mana kamu dilahirkan" (kutipan dari seorang penyair ternama Indonesia).(bo)