Komunitas Anak Dayak Maanyan (KOMANDAN) jln. Nansarunai RT.V, dabung (depan RSUD Tamiang Layang), Kabupaten Barito Timur, contact personne : (ebbi)+6285249537058, PIN BB 27011fe5 (Alfirdaus) +621351946584 e-mail komandan_maanyan@yahoo.com komandanmaanyan@gmail.com

Senin, 29 Juni 2015

Penganut Kaharingan yang meninggal

Tata Cara Pelaksanaan Kematian Kaharingan Paju Epat, sesaat setelah meninggal dunia.


Saat seorang yang beragama Kahariangan di Paju Epat meninggal maka yang pertama dilakukan pihak duka adalah memandikan jenazah, selesai dimandikan letakkan alas berupa tikar anihing(apabila ada) tetapi bila tidak ada boleh tikar yang lain. Pakaian lengkap dikenakan pada jenazah tersebut, setelah itu masukkan "lumiang panapen" ke dalam mulut jenazah. Iris kain dari 7 pakaian pelengkap yang pernah dipakai semasa hidupnya sebanyak 1 irisan tiap pakaiannya. Tawasan tutup hati diisi dengan 7 iris kain tadi, 7 manik lumiang ayat hidup panak, 1 butir telur ayam, tipak pisis giling pinang, sedikit uang lalu tawasan diletakkan di atas ulu hati mayat tersebut. Tangan mayat diletakkan di atas tawasan tersebut. jempol kanan diikat dengan jempol kiri, begitu pula jempol kaki, pergelangan tangan dan lutut juga di ikat. yang harus di ingat dipasangkan cincin "tunyuk hari" pada jari tengah. Dagu diikat sampai atas kepala dan kembali di ikatkan dibawah dagu. 7 iris kain pakaian tadi di gumpalkan untuk menutup lubang telinga kiri kanan dan lubang hidung, irisan kain diletakkan di atas mulut dan kedua mata, baru diletakkan koin ringgit(uang jaman dulu) diatasnya. apabila tidak ada bisa di gunakan koin yang lain.

Letakkan Bahalai(kain panjang) di atas mayat tadi, lalu kain Sinai Sarumang Mantel diletakkan dari arah pundak sebelah kanan ke arah pinggang sebelah kiri apabila yang meninggal adalah perempuan dan apabila laki-laki dari pundak kiri ke arah pinggang kanannya. Hal ini dilakukan karena Tabak Panganan diletakkan di sebelah kiri apabila perempuan dan Tabak Panganan di sebelah kanan apabila laki-laki.  Setelah itu kencangkan benang biasa dan benang nganyu. Apabila yang meninggal laki-laki keris dan mandau diletakkan sebagai cirinya. Setelah itu Dadining disiapkan ditelungkupkan, Hanram, lalangit dibuat dan di atur sedemikian rupa posisinya berada di atas mayat. jadinya seperti ruangan khusus tempat mayat tersebut berada.

Setelah tangan dicuci, barulah membunyikan gong yang tujuannya sebagai pertanda ada berita kematian.Gong dipukul sebanyak 3kali menghadap arah matahari terbit maksudnya untuk memberi tahu kepada Sang Penguasa Alam, ke arah matahari matahari terbenam maksudnya kepada roh-roh orang yang sudah meninggal terdahulu supaya dapat menemani/memangku roh orang yang baru meninggal tadi dan dipukul kearah kiri dan kanan yang bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat luas dan keluarga. Yang perempuan menangisi mayat tersebut, setelah semua selesai baru lah musyawarah dan mufakat untuk kelanjutan pelaksanaan pengurusan kematian hari selanjutnya. (eB)

2 komentar:

  1. trimakasih infonya,,
    sangat bermanfaat,,
    mantap,,.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2... trims atas apresiasinya... sekedar berbagi dan akan terus di update informasi2 lainnya utk menambah pengetahuan kita semua.. salam budaya

      Hapus

..

Komunitas Anak Dayak Maanyan (KOMANDAN) jln. Nnsarunai RT.V dabung (depan RSUD Tamiang Layang), Kabupaten Barito Timur, contact personne : (ebbi)+6285249537058 PIN BB: 27011fe5 (Alfirdaus) +621351946584 e-mail komandan_maanyan@yahoo.com komandanmaanyan@gmail.com