Komunitas Anak Dayak Maanyan (KOMANDAN) jln. Nansarunai RT.V, dabung (depan RSUD Tamiang Layang), Kabupaten Barito Timur, contact personne : (ebbi)+6285249537058, PIN BB 27011fe5 (Alfirdaus) +621351946584 e-mail komandan_maanyan@yahoo.com komandanmaanyan@gmail.com

Kamis, 27 September 2012

Baluntang, Simbol Status Orang Dayak




Palangka Raya – Orang dayak Maanyan menyebutnya Baluntang sedangkan orang Ngaju menamakannya Sapundu, keduanya memiliki bentuk dan fungsi yang hampir sama. Secara umum bagi orang dayak maanyan utamanya yang beragama kaharingan, mendirikan baluntang sangatlah penting. Karena upacara Buntang dimana baluntang menjadi objek utama Aruh (upacara) merupakan bagian penting dalam tahapan upacara  kematian. Upacara ini bertujuan mengangkat arwah orang yang meninggal dari alam kubur ke alam roh yang penuh kesempurnaan sekaligus menjadi simbol bakti, hormat, dan tanggung jawab keluarga dan warga terhadap mendiang.

Baluntang sendiri memiliki fungsi fisik menjadi tempat mengikat kerbau yang dikorbankan pada upacara buntang dan juga sebagai batur atau nisan. Untuk bentuk fisiknya berupa batang ulin (kayu besi) yang seperempatnya dipahat menyerupai wujud manusia. Setiap rupa patung ini menggambarkan keadaan mendiang semasa hidupnya.

Bila patung berupa orang berdiri dan memegang tongkat maka kemungkinan besar semasa hidup almarhum adalah wadian/balian. Bila patung memegang tombak dan mandau maka kemungkinan arwah adalah pejuang atau kesatria. sedangkan bila rupa patung sedang duduk di atas kursi maka orang yang diperlambangkan adalah pejabat seperti penghulu, pembakal atau mantir kepala adat.

Mengapa baluntang dapat menjadi penanda status social dikalangan masyarakat dayak maanyan, hal ini dikarenakan untuk mendirikan baluntang diperlukan biaya yang mahal. Andaikan saja ada rumah yang kecil namun didepannya terdapat banyak baluntang maka keluarga diruma itu bias dikatakan keluarga berada. Berbeda dengan saat ini dimana megah dan mewahnya rumah serta deretan mobil menjadi penanda status seseorang.

Upacaranya buntang sediri dapat berlangsung antara tiga hingga tujuh hari tergantung kemampuan penyelenggara. Meskipun besar biayanya, tetap harus dilaksanakan bahkan bisa saja satu baluntang dibangun untuk lebih dari satu leluhur, asalkan masih satu garis keturunan.

Sejak pencarian kayu, pembuatan, hingga berdirinya baluntang, banyak ritual pantangan, dan syarat yang harus dilakukan dan dipenuhi. Contohnnya saja pembuatan baluntang, sebelum mulai pekerjaannya, pemahat melakukan ritual menyembelih ayam jantan. Syarat lainya yaitu menyiapkan dua jenis beras, beras lungkung dan dan beras ketan dalam sangku, dilengkapi satu bungkus gula merah dan sebutir buah kelapa tua.

Jadi cukup jelas bahwa pemahat baluntang bukanlah sembarang orang, karena diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus untuk memahat baluntang. Hal ini menambah nilai seni, estetika serta nilai sejarah dari baluntang, itulah mengapa pada tahun 70an sangat banyak balutang warga yang hilang dicuri.

Saat ini keberadaan baluntang yang sudah berumur puluhan hingga ratusan tahun yang dalam kondisi bagus sudah cukup jarang. Namun sekarang mulai berdiri beberapa baluntang baru di daerah Barito, dimana sebagian besar suku dayak maanyan tinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

..

Komunitas Anak Dayak Maanyan (KOMANDAN) jln. Nnsarunai RT.V dabung (depan RSUD Tamiang Layang), Kabupaten Barito Timur, contact personne : (ebbi)+6285249537058 PIN BB: 27011fe5 (Alfirdaus) +621351946584 e-mail komandan_maanyan@yahoo.com komandanmaanyan@gmail.com